Meningkatkan Kapasitas Petani Sawit Swadaya di Kalimantan Tengah melalui Sekolah Lapangan

oleh -12 Dilihat
oleh

Kotawaringin Timur-Di Kelurahan Pasir Putih, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, sekelompok petani sawit swadaya melangkah bersama menuju praktik pertanian yang lebih baik. Selama tiga bulan terakhir, 45 dari 80 petani telah menyelesaikan rangkaian pelatihan intensif melalui Program Sekolah Lapangan Kelapa Sawit (SLKS) yang difasilitasi oleh Widya Erti Indonesia (WEI), dengan dukungan PT Agro Bukit Central Kalimantan (ABCK ).

Melalui pendekatan belajar langsung di kebun, para petani dikenalkan dengan prinsip Good Agricultural Practices (GAP), konsep keberlanjutan seperti NDPE (No Deforestation, No Peat, No Exploitation), serta teknik pemupukan ramah lingkungan. Banyak dari petani mengaku baru pertama kali mendapatkan pelatihan seperti ini.

Hasil pelatihan menunjukkan peningkatan pemahaman peserta yang sangat signifikan. Berdasarkan pre-test dan post-test, capaian normalized gain mencapai rata-rata 84,73%, mengindikasikan efektivitas pelatihan dalam membangun kapasitas petani. Sebagian peserta juga mulai menerapkan inovasi sederhana seperti penggunaan pupuk organik cair (POC) dan pengendalian hama berbasis hayati.

Dua kelompok belajar aktif pun terbentuk dalam proses ini: Margo Mulyo dan Maju Jaya Bersama. Keduanya menunjukkan inisiatif untuk terus belajar dan tumbuh sebagai cikal bakal kelembagaan tani yang lebih mandiri. Meski semangat belajar tinggi, beberapa peserta kesulitan hadir secara konsisten karena harus menyeimbangkan waktu antara pelatihan dan pekerjaan kebun, terutama saat musim panen.

Sebagai penutup program, pada 19 Maret 2025 digelar kegiatan reflektif dan penyerahan sertifikat kelulusan. Dalam diskusi terbuka, para petani membagikan pengalaman mereka, termasuk tantangan dalam menghadapi fluktuasi harga TBS dan tekanan pasar terhadap sertifikasi keberlanjutan. Diskusi menyoroti pentingnya peningkatan produktivitas melalui GAP sebagai jalan memperkuat daya tahan ekonomi keluarga petani.

General Manager PT ABCK, Ahmad Wildan, dalam sambutannya menyatakan bahwa inisiatif seperti SLKS menjadi bagian penting dalam memperkuat posisi petani dalam rantai pasok. “Petani swadaya adalah mitra strategis. Ketika mereka mendapatkan akses pelatihan dan pendampingan yang tepat, mereka bukan hanya mengikuti arus, tetapi juga bisa memimpin perubahan,” tegasnya.

Program ini juga menghasilkan sejumlah rekomendasi untuk penguatan ke depan, antara lain mendorong pembentukan kelembagaan petani berbasis kelompok belajar, memperkaya materi pelatihan dengan pendekatan pertanian regeneratif dan adaptasi iklim, serta mengembangkan skema insentif bagi petani yang berkomitmen pada penerapan prinsip NDPE. Dengan pendekatan ini, model Sekolah Lapangan Kelapa Sawit diharapkan dapat direplikasi di wilayah lain dan menjadi rujukan dalam penguatan peran petani swadaya untuk mendukung transformasi keberlanjutan di sektor sawit rakyat Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.