PALANGKARAYA, SUARAKALIMANTANMEMBANGUN.COM – Kehadiran para investor atau perusahaan yang bergerak pada sektor perkebunan selain diharapkan menjadi salah satu sektor unggulan, tentunya diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar.
Plt. Kepala Dinas Perkebunan (Disbun) Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), H. Rizky R. Badjuri saat diwawancarai oleh sejumlah awak media mengatakan kalau dulu ada yang namanya program plasma 20 persen bagi masyarakat, namun yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana ketika tidak ada lagi tanah yang bisa dialokasikan untuk program tersebut.
“Jadi menyangkut hal itu, beberapa waktu lalu kementerian pertanian telah memberikan solusi. Salah satunya melalui program kemitraan, nah untuk kemitraan itu bisa memaksimalkan potensi-potensi yang ada di masyarakat khususnya disekitar perkebunan,” ucap Rizky pada Jum’at (10/2/2022).
Lanjutnya, misalnya ada pertenakan atau pertanian dimana masyarakatnya memiliki basic dibidang tersebut. Selain itu bisa juga kemitraan lainnya seperti penyediaan alat berat, atau angkutan seperti penyewaan. Dimana sudah ada kesepakatan antara pihak perusahaan dan masyarakat, dengan batasan hasil 20 persen.
Adapun batasan hasil 20 persen tersebut, saat ini sebenarnya masih belum ada hitungan resmi dari pihak Kementerian. Namun, dengan adanya pendekatan musyawarah dan mufakat, antara perusahaan dan masyarakat sehingga program kemitraan dapat berjalan dengan sebagimana mestinya.
“Harapannya hasil yang didapatkan (dari kemitraan) ini dapat berkelanjutan. Namun, perlu diperhatikan juga misalkan mohon maaf kalau hanya untuk bulanan saja, atau hanya berupa uang talangan saja bagi perusahaan itu sedikit ya.” tutur Rizky.
Nantinya, dari kemitraan itulah potensi-potensi yang ada di desa sekitar perusahaan perkebunan dapat dimaksimalkan. Harapannya yang 20 persen tersebut terus didorong, hingga program kemitraan itu yang wajib dilaksanakan.
Selain itu, sebagai contoh kemitraan yang dilakukan adalah desa-desa misalnya berada di kawasan food estate, dimana hasil pertanian berupa beras bisa juga dijadikan sebagai komoditas yang nantinya di dorong, agar dapat didistribusikan kepada perusahaan-perusahaan dengan harga yang bersaing.
Karena selama ini tak dapat dipungkiri produksi beras Kalteng, sering keluar daerah lalu dipacking lalu dijual kembali ke Kalteng. Sehingga pihaknya berharap, agar kemitraan yang dibangun dapat benar-benar menjadi salah satu bagian dalam pembangunan daerah yang berkelanjutan. (TO)