PALANGKA RAYA – Dewan Adat Dayak (DAD) Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) melaksanakan rapat koordinasi pembahasan materi Pumpung Hai kelembagaan adat Dayak Kalimantan Tengah di Best Western Batang Garing Hotel, Rabu (1/11/2023).
Ketua Panitia Rakor, Baru I Sangkai dalam laporannya pada pembukaan kegiatan menyampaikan bahwa maksud dan tujuan rakor tersebut adalah pelaksanaan peraturan dewan adat Dayak No. 1 Tahun 2019 tentang tata organisasi dewan adat dayak Provinsi Kalimantan Tengah pasal 23 ayat (1).
“Rapat kerja pengurus merupakan rapat yang diadakan setahun sekali oleh ketua bersama seluruh anggota untuk mengambil kebijakan dan keputusan,” kata Baru.
“Selain itu juga untuk meningkatkan semangat kesatuan dan kebersamaan serta sinergitas DAD, Batamad provinsi dan kabupaten/kota serta damang kepala adat yang berada di wilayah Kalimantan Tengah,” sambungnya.
Baru menyebut, rakor itu juga sebagai penegasan terhadap tugas dan fungsi DAD, Batamad dan damang kepala adat serta sinergi kelembagaan adat dan ormas dayak dalam penguatan peran dan fungsi dalam hal memelihara dan melestarikan kearifan lokal dan fasilitasi penyelesaian sengketa masyarakat adat dayak.
“Tujuan lainnya adalah untuk membangun sinergitas damang, ormas dayak dengan lembaga keagamaan terkait ritual dan adat istiadat,” jelasnya.
Baru juga menyampaikan bahwa pada rakor itu pihaknya akan melakukan evaluasi terhadap penegakan hukum adat, hak-hak adat dan kearifan lokal dalam pelaksanaan program pembangunan daerah dan penguatan hubungan hirarkis dan/atau koordinatif antara DAD dengan kedamangan dan kelembagaan adat lainnya serta untuk menetapkan keputusan-keputusan lain dalam batas kewenangannya
Sementara itu, Ketua Umum DAD Kalteng H. Agustiar Sabran melalui Ketua Harian DAD Kalteng, Andrie Elia Embang, mengatakan Pumpung Hai merupakan kegiatan rutin yang dilakukan oleh DAD setiap tahunnya.
“Pumpung Hai ini diikuti oleh perwakilan pengurus DAD se-Kalimantan Tengah kemudian para damang dan Mantir sebagai pemangku adat, Batamad dan ormas se-Kalimantan Tengah. Nah jadi didalamnya nanti kita akan menyatukan persepsi-persepsi agar menjadi satu visi dalam kehidupan Huma Betang,” katanya.
Andrie mengungkapkan, filosofi Huma Betang adalah hidup rukun dan damai tanpa memandang suku, ras dan agama.
“Kalimantan Tengah adalah sebuah Huma Betang, jadi mari kita bersama-sama membangun dan memberdayakan masyarakat melalui organisasi kelembagaan adat bersama dengan tokoh masyarakat dan seluruh ormas yang ada di Kalimantan Tengah ayo bersama kita membangun masyarakat Dayak,” tuturnya.