Palangka Raya-Gereja Maranatha, salah satu bangunan ikonik yang telah berdiri sejak 1960 di Jalan Diponegoro, Palangka Raya, mengalami kebakaran hebat pada 24 September 2024.
Kebakaran tersebut menyebabkan kerusakan parah yang melahap hampir 80% bangunan, meninggalkan jemaat dan masyarakat dalam duka mendalam.
Sebagai bentuk solidaritas atas musibah ini, Pemuda Batak Bersatu (PBB) Kalimantan Tengah, bersama pengurus DPC Kabupaten/Kota, menyalurkan bantuan dana untuk mendukung pembangunan kembali gereja. Penyerahan bantuan dilakukan pada Rabu, 9 Oktober 2024.
Tomu Sibarani, ST, Sekretaris PBB Kalteng, didampingi Bendahara DPD serta sejumlah pengurus lainnya, menyampaikan pesan menyentuh hati terkait kontribusi mereka.
“Kami bergerak di bidang sosial dan kemanusiaan, dan langkah ini adalah bentuk implementasi dari program yang kami jalankan di Kalimantan Tengah,” ujarnya.
Ia menekankan bahwa bantuan tersebut murni dilandasi kepedulian terhadap gereja dan masyarakat terdampak. Pimpinan DPD dan DPC PBB berkoordinasi dengan pengurus di wilayah Katingan, Sampit, Palangka Raya, dan lainnya untuk menggalang donasi.
“Terima kasih kami ucapkan kepada seluruh pengurus Pemuda Batak Bersatu Kalteng, dari DPD hingga tingkat DPC, serta donatur lainnya. Kami percaya, setiap yang menabur akan menuai,” tambah Tomu.
Bantuan ini tidak hanya menjadi simbol solidaritas, tetapi juga menunjukkan hubungan erat antara komunitas Batak di perantauan dengan masyarakat setempat.
“Kita semua harus peduli terhadap tempat di mana kita tinggal. Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung,” ucapnya.
Di tempat yang sama, Dullah Penyang, Sekretaris Majelis Jemaat Gereja Kristen Evangelis (GKE) Langkai, menyampaikan rasa terima kasihnya.
“Kami sangat bersyukur atas partisipasi semua pihak, khususnya Pemuda Batak yang ada di Kalimantan Tengah. Dengan iman yang sama, kita ingin membangun kembali Gereja Maranatha ini,” katanya haru.
Dullah menjelaskan bahwa proses pembangunan kembali gereja sudah dimulai meski masih menghadapi banyak tantangan.
“Kami sudah membentuk tim, namun SK-nya belum terbit. Untuk saat ini, kami menerima bantuan dari berbagai pihak, baik gereja-gereja maupun pemerintah,” jelasnya.
Gereja Maranatha, yang merupakan ikon Kota Palangka Raya, membutuhkan anggaran sebesar Rp23,3 miliar untuk pembangunan kembali, yang telah diajukan kepada pemerintah, meski bantuan terus mengalir, kesedihan masih terasa di kalangan jemaat.
“Tidak ada yang bisa diselamatkan dari kebakaran itu. Hampir semua barang musnah, hanya beberapa kursi dan bangku yang tersisa,” tutur Dullah dengan nada sedih.
Hingga minggu lalu, bantuan yang terkumpul mencapai Rp185 juta, ditambah Rp200 juta dari Kementerian Agama.
“Terima kasih banyak kepada semua pihak yang telah berkontribusi. Setiap bantuan sangat berarti bagi kami,” tutup Dullah.
Perjuangan untuk membangun kembali Gereja Maranatha masih panjang, namun dukungan yang datang dari berbagai pihak memberikan harapan baru bagi jemaat dan masyarakat terdampak.