PALANGKARAYA, SUARAKALIMANTANMEMBANGUN.COM – Pada Bulan Juni 2023 yang lalu Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) mengalami inflasi sebesar 0,27 Persen. Inflasi terjadi merupakan inflasi gabungan yang terjadi di Kota Palangka Raya dan Kota Sampit, dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 117,41.
“Dari 90 kota IHK, 78 kota mengalami inflasi, sedangkan 12 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Jayapura sebesar 1,36 persen dengan IHK sebesar 113,646 dan deflasi terdalam terjadi di Sumenep sebesar 0,42 persen dengan IHK sebesar 117,25,” ucap Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalteng, Eko Marsoro dalam siaran resmi statistik yang dilaksanakan di ruang pertemuan BPS Kalteng, Jalan Kapten Piere Tandean, Palangka Raya pada Senin (3/7/2023).
Lanjutnya Inflasi gabungan Kota Palangka Raya dan Sampit pada Juni 2023 terjadi karena adanya kenaikan indeks harga pada kelompok transportasi (0,95 persen), kelompok makanan, minuman, dan tembakau (0,37 persen), kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran (0,36 persen), kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga (0,19 persen), kelompok kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya (0,13 persen), serta kelompok pendidikan (0,03 persen).
Sementara itu inflasi tahun kalender (Juni 2023 terhadap Desember 2022) untuk gabungan Kota Palangka Raya dan Sampit tercatat sebesar 1,53 persen dan inflasi tahun ke tahun (Juni 2023 terhadap Juni 2022) sebesar 3,55 persen.
Komoditas yang memberikan sumbangan inflasi pada Juni 2023 antara lain angkutan udara, beras, daging ayam ras, telur ayam ras, cabai rawit, tomat, teh siap saji, buncis, bawang putih, dan perhiasan.
Komoditas yang memberikan sumbangan deflasi pada Juni 2023 antara lain bensin, ikan gabus, kacang panjang, ikan asin telang, ikan nila, ikan lais, bahan bakar rumah tangga, baju muslim wanita, udang basah, dan solar.
“Pada kelompok transportasi khususnya di Palangka Raya yang mengalami inflasi sebesar 1,98 persen. Hal ini terjadi salah satunya karena pada akhir Juni 2023 yang lalu terjadi libur panjang,” tutur Eko.
Sementara itu untuk kota Sampit yang mengalami inflasi yang signifikan yakni pada kelompok makanan, minuman dan tembakau yakni sebesar 0,87 persen. (TO)